Jumat, 05 November 2010

Amankah Air PAM Kita dari Bakteri E-Coli?

Air PAM Anda berbau kaporit? Eeit…jangan marah dulu. Anda malah harus bersyukur. Pasalnya, kondisi itu justru menunjukkan kemungkinan air PAM Anda terkena bakteri e-coli lebih kecil. Kabar mengenai tercemarnya air PAM oleh bakteri e-coli sebenarnya bukan berita baru. Herannya, masalah klasik ini seolah tak kunjung selesai. “Padahal Kondisi ini sudah sangat berbahaya,” ujar Abdullah.

Berdasarkan data Depkes diketahui, persyaratan yang harus dipenuhi PDAM untuk kualitas bakteriologis air minum PDAM menggunakan indikator coliform 0 per 100 ml air. Sedangkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap 46,858 sampel air minum dari 27 propinsi pada tahun 1995 diketahui, hanya 42,5 persen yang memenuhi syarat (coliform 0 per 100 ml air). Artinya 57,5 persen air minum dari PDAM tidak memenuhi syarat.
Walaupun di tahun 1996 terjadi peningkatan pada kualitas air minum PDAM (61,64 persen), di tahun 1997 kualitas air PDAM kembali anjlok di angka 59,3 persen. Tahun-tahun selanjutnya, kualitas air PDAM terus mengalami fluktuasi, namun tetap tidak ada perbaikan yang signifikan. Abdullah kemudian mengungkapkan data terbaru yang diambil dari tiap Daerah Tingkat II (DATI II). Menurutnya, diketahui hanya 59,4 persen air PDAM yang memenuhi syarat.

”Artinya, 40,6 persen air PAM telah terkontaminasi bakteri e-coli. Sehingga hampir setengah dari pelanggan PAM mengkonsumsi air yang terkontaminasi tinja. Hal itu akan menyebabkan penyakit perut, terutama diare,” tambahnya. Abdullah menegaskan, sebenarnya data tersebut menunjukkan kondisi air PAM sudah sangat memprihatinkan.

Data dari Depkes memang patut diperhatikan, sebab bakteri e-coli ini ditenggarai sebagai penyebab terbesar penyakit diare pada bayi, balita, dan anak. Sebenarnya bukan cuma anak-anak yang dikhawatirkan terkena diare, namun juga orang dewasa. Sayangnya, hingga kini Depkes belum menerima keluhan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat tercemarnya air PAM oleh bakteri e-coli ini.

Abdullah yang juga Ketua Forum Komunikasi Pengelolaan Kualitas Air Minum Indonesia (FORKAMI) memaparkan, kualitas air PAM di seluruh wilayah Indonesia dibagi dalam beberapa kategori warna. Warna hijau untuk tingkat perlindungan di atas 70 persen, warna kuning untuk tingkat perlindungan 40 persen hingga 70 persen, dan warna merah untuk tingkat perlindungan di bawah 40 persen. Warna merah, atau kualitas air PAM rendah ada di beberapa propinsi, seperti; Sulawesi Tenggara, DI Jogyakarta, Irian Jaya dan lain sebagainya.

Pipa Lama yang Sudah Bocor

Pria asal “Ranah Minang” ini kemudian mengatakan beberapa penyebab tercemarnya air PAM oleh bakteri e-coli. “Bocornya pipa, rembesan limbah rumah tangga dan industri, adalah salah satu penyebabnya,” ujar Abdullah. Masalah yang lain adalah, soal air baku dan problem di intern manajemen PDAM. Problem dalam manajemen PDAM ini terlihat dari banyaknya pipa-pipa yang sudah lama, atau bocor, sehingga besar kemungkinan terkontaminasi limbah rumah tangga/industri.

Bahkan Abdullah menambahkan, air sumur pun punya potensi besar mencemari air PAM. Asumsinya, air sumur terkontaminasi e-coli yang berasal dari septictank. “Apalagi DKI Jakarta, jarak antara septictank ke sumur kurang dari 10 meter, bahkan banyak yang cuma dua sampai tiga meter saja. Pencemarannya kan betul-betul hebat sekali,” papar Abdullah. Tak heran, hampir semua sumur di DKI Jakarta tercemar bakteri e-coli.

“Faktor dominan terjadinya pencemaran air PAM oleh bakteri e-coli adalah kebocoran pipa dan air baku,” tegas Abdullah. Hal ini kemudian diperparah dengan tidak semua PDAM yang memiliki laboratorium pemeriksaan air.

Menurut Abdullah, bakteri e-coli adalah bakteri yang terdapat pada tinja, sehingga jika air terkontaminasi e-coli, lalu dikonsumsi tanpa dimasak hingga mendidih, akan menyebabkan orang yang meminum terkena penyakit perut, dari diare hingga kolera.

Masak Hingga Mendidih

Upaya pencegahan bakteri e-coli ini ternyata sederhana saja. Menurut Abdullah, kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi air yang sudah dimasak sampai mendidih sangat bagus dalam membunuh bakteri e-coli. Memasak air sampai mendidih (di atas 100 derajat Celsius), dianggap efektif memerangi e-coli. Mungkin inilah tips yang paling tepat bagi ibu-ibu rumah tangga, sebab bakteri e-coli tidak terlihat dengan mata telanjang.

“Oleh karena itu, upaya penyuluhan kesehatan pada masyarakat juga merupakan hal penting,” ujar Abdullah. Selain itu, pihak Depkes juga mengkoordinasikan permasalahan ini pada pihak PDAM agar ditindak-lanjuti.
Masalah lain yang timbul, tambah Abdullah, ternyata banyak PDAM yang merugi. Sehingga PDAM kesulitan memperbaiki kualitas air. Imbasnya, pemberian kaporit dan bahan-bahan kimia lainnya untuk perbaikan kualitas air menjadi terhambat. Apalagi harga kaporit cukup mahal. “Jadi ada pula PDAM yang tidak memberi kaporit pada air, sehingga membuat air tidak aman untuk dikonsumsi,” jelas Abdullah.

Lebih lanjut Abdullah menjelaskan, ada beberapa parameter yang menunjukan kualitas air. Parameter air yang baik adalah bebas bakteri, bebas zat kimia, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. “Tapi terus terang, hingga sekarang belum ada yang memenuhi syarat,” kata Abdullah seraya tertawa.

Abdullah mengatakan, permasalahan ini tak semata kesalahan PDAM. Soal tarif yang terlalu rendah menjadi salah satu sebab jeleknya kualitas air PAM. Oleh karena itu, agar kualitas air baik, harus pula diseimbangkan dengan naiknya tarif air PAM. “Sehingga PDAM bisa beli tawas, kaporit dan sebagainya,” katanya.

Upaya Meningkatkan Kualitas Air

Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran air akibat e-coli. Menurut Abdullah, kini pihaknya telah menjalin hubungan dengan Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia. Tujuan kerjasama ini untuk meningkatkan kualitas air PDAM sehingga memenuhi syarat kesehatan. Caranya, dengan meningkatkan pengetahuan petugas PDAM, perbaikan manajemen, dan bantuan peralatan-peralatan terbatas. Bantuan peralatan ini datang dari negara Jerman – GTZ.

Salah satu proyek kerjasama atau percontohan yang telah berhasil dilakukan di wilayah Singaraja, Bali. Menurut Abdullah, air PAM di Singaraja sudah dapat diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Keberhasilan ini akan ditularkan ke daerah-daerah lain di Bali dan juga Yogyakarta.

Abdullah memaparkan, kini sedang diupayakan agar di setiap kabupaten terdapat laboratorium air untuk pemeriksaan bakteriologis dan kimia terbatas. Dengan upaya ini diharapkan, kualitas air akan semakin terjaga. sumber:http://lkpk.org/2007/01/31/amankah-air-pam-kita-dari-bakteri-e-coli/
Read More......

Penggunaan Antibiotika Irasional Pada Anak

“Penderita yang sering berobat di Indonesia bila berobat di luar negeri (terutama di negara maju) sering khawatir, karena bila sakit jarang diberi antibiotika. Sebaliknya pasien yang sering berobat di luar negeri juga sering khawatir bila berobat di Indonesia, setiap sakit selalu mendapatkan antibiotika”.
Hal ini bukan sekedar pameo belaka. Tampaknya banyak fakta yang mengatakan bahwa memang di Indonesia, dokter lebih gampang memberikan antibiotika.

Penggunaan antibiotika irasional atau berlebihan pada anak tampaknya memang semakin meningkat dan semakin mengkawatirkan. Penggunaan berlebihan atau penggunaan irasional artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya. Sebenarnya permasalahan ini dahulu juga dihadapi oleh negara maju seperti Amerika Serikat.

Menurut penelitian US National Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84% setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan 47,9% resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut.

Di Indonesia belum ada data resmi tentang pengguanaan antibiotika ini. Sehingga semua pihak saat ini tidak terlalu. Berdasarkan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pengguanaan antibiotika di Indonesia baik jauh lebih banyak dan lebih mencemaskan.

Bahaya Penggunaan Antibiotika Irasional Pada Anak
Sebenarnya penggunaan antibiotika secara benar dan sesuai indikasi memang harus diberikan. Meskipun terdapat pertimbangan bahaya efek samping dan mahalnya biaya. Tetapi menjadi masalah yang mengkawatirkan, bila penggunaannnya berlebihan. Banyak kerugian yang terjadi bila pemberian antibiotika berlebihan tersebut tidak dikendalikan secara cepat dan tuntas.

Kerugian yang dihadapi adalah meningkatnya resistensi terhadap bakteri. Belum lagi perilaku tersebut berpotensi untuk meningkatkan biaya berobat. Harga obat antibiotika sangat mahal dan merupakan bagian terbesar dari biaya pengobatan.

Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan antibiotika adalah gangguan beberapa organ tubuh. Apalagi bila diberikan kepada bayi dan anak-anak, karena sistem tubuh dan fungsi organ pada bayi dan anak-anak masih belum tumbuh sempurna. Apalagi anak beresiko paling sering mendapatkan antibiotika, karena lebih sering sakit akibat daya tahan tubuh lebih rentan. Bila dalam setahun anak mengalami 9 kali sakit, maka 9 kali 7 hari atau 64 hari anak mendapatkan antibiotika.

Gangguan organ tubuh yang bisa terjadi adalah gangguan saluran cerna, gangguan ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan sumsum tulang, gangguan darah dan sebagainya. Akibat lainnya adalah reaksi alergi karena obat. Gangguan tersebut mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakan bibir atau kelopak mata, sesak, hingga dapat mengancam jiwa atau reaksi anafilaksis.

Pemakaian antibiotika berlebihan atau irasional juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh Namur atau disebut “superinfection”. Pemberian antibiotika yang berlebihan akan menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten atau disebut “superbugs”.

Jadi jenis bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah dengan Antibiotika yang ringan, apabila antibiotikanya digunakan dengan irasional, maka bakteri tersebut mutasi dan menjadi kebal, sehingga memerlukan jenis antibiotika yang lebih kuat. Bila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis antibiotika yang dapat membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Hal ini akan membuat kembali ke zaman sebelum antibiotika ditemukan. Pada zaman tersebut infeksi yang diakibatkan oleh bakteri tidak dapat diobati sehingga angka kematian akan drastis melonjak naik. Hal lain yang mungkin terjadi nantinya kebutuhan pemberian antibiotika dengan generasi lebih berat, dan menjadikan biaya pengobatan semakin meningkat karena semakin harganya mahal.

Indikasi Pemakaian Antibiotika
Indikasi yang tepat dan benar dalam penggunaan antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 – 14 hari.yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari).

Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika Indikasi lain bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39 C dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate. Bila dalam 2 – 3 hari membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik atau biasanya selama 10 – 14 hari.

Bila batuk dan pilek yang berkelanjutan yang terjadi hanya pada malam hari dan pagi hari (bukan sepanjang hari) biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika Indikasi lain bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39 C dengan cairan hidung purulen, nyeri, bengkak di sekitar mata dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate.

Bila dalam 2 – 3 hari membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik atau biasanya selama 10 – 14 hari. Indikasi lainnya adalah radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus.

Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini. Bila sakit batuk dan pilek timbul sepanjang hari (bukan hanya malam dan pagi hari) lebih dari 10-14 hari disertai cairan hidung mukopurulen (kuning atau hijau). Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur yang membutuhkan beberapa hari untuk observasi. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, dilakukan pemeriksaan sample urin dan kemudian di lakukan pemeriksaan kultur di rumah sakit. Setelah beberapa hari akan ketahuan bila ada infeksi bakteri berikut jenisnya dan sensitivitas terhadap jenis obatnya.

Penyakit yang lain yang harus mendapatkan antibiotika adalah infeksi saluran kemih dan penyakit tifus Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur darah atau urine. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, dilakukan pemeriksaan kulut urine. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri berikut jenis dan sensitivitas terhadap antibiotika. Untuk mengetahui penyakit tifus harus dilakukan pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gal.

Anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami infeksi virus sering mengalami overdiagnosis penyakit Tifus. Sering terjadi kesalahan persepsi dalam pembacaan hasil laboratorium. Infeksi virus dengan peningkatan sedkit pemeriksaan nilai widal sudah divonis gejala tifus dan dihantam dengan antibiotika.

Sebagian besar kasus penyakit infeksi pada anak penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 – 15% penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk “self limiting disease” atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 – 7 hari.

Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus. Secara umum setiap anak akan mengalami 2 hingga 9 kali penyakit saluran napas karena virus. Sebaiknya jangan terlalu mudah mendiagnosis (overdiagnosis) sinusitis pada anak. Bila tidak terdapat komplikasi lainnya secara alamiah pilek, batuk dan pengeluaran cairan hidung akan menetap paling lama sampai 14 hari setelah gejala lainnya membaik.

Sebuah penelitian terhadap gejala pada 139 anak penderita pilek(flu) karena virus didapatkan bahwa pemberian antibiotik pada kelompok kontrol tidak memperbaiki cairan mucopurulent dari hidung. Antibiotika tidak efektif mengobati Infeksi saluran napas Atas dan tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan. Sebagian besar infeksi Saluran napas Atas termasuk sinus paranasalis sangat jarana sekali terjadi komplikasi bakteri.

Siapa Yang Bertanggung Jawab
Dalam permasalahan penggunaan antibiotika yang berlebihan ini, pihak manakah yang bertanggung jawab untuk mengatasinya. Permasalahan ini tidak sesederhana seperti yang kita lihat. Banyak pihak yang berperanan dan terlibat dalam penggunaan antibiotika berlebihan ini. Pihak yang terlibat mulai dari penderita (orang tua penderita), dokter, rumah sakit, apotik, sales representatif, perusahaan farmasi dan pabrik obat.

Bila penggunaan antibiotika berlebihan lebih dikarenakan faktor dokter, maka orang tua sebagai penerima jasa dokter dalam keadaan posisi yang sulit. Tetapi orang tua penderita sebagai pihak pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya rencana pengobatan, tujuan pengobatan dan akibat efek samping pengobatan tersebut Kalau perlu orang tua sedikit berdiskusi dengan cara bukan menggurui untuk peluang apakah boleh tidak diberi antibiótica.

Dilain pihak, orangtua juga sering sebagai faktor terjadinya penggunaan antibiotika yang berlebihan. Pendapat umum yang tidak benar terus berkembang, bahwa kalau tidak memakai antibiotika maka penyakitnya akan lama sembuhnya Tidak jarang penggunaan antibiótika adalah permintaan dari orang tua. Yang lebih mengkawatirkan saat ini beberapa orang tua dengan tanpa beban membeli sendiri antibiótika tersebut tanpa pertimbangan dokter. Antibiotika yang merupakan golongan obat terbatas, obat yang harus diresepkan oleh dokter. Tetapi runyamnya ternyata obat antibiotika tersebut mudah didapatkan di apotik atau di toko obat meskipun tanpa resep dokter.

Persoalan menjadi lebih rumit karena ternyata bisnis perdagangan antibiotika sangat menggiurkan. Pabrik obat, perusahaan farmasi, medical sales representative dan apotik sebagai pihak penyedia obat mempunyai banyak kepentingan. Antibiotika merupakan bisnis utama mereka, sehingga banyak strategi dan cara dilakukan. Dokter sebagai penentu penggunaan antibiotika ini, harus lebih bijak dan harus lebih mempertimbangkan latar belakang ke ilmiuannya. Sesuai sumpah dokter yang pernah diucapkan, apapun pertimbangan pengobatan semuanya adalah demi kepentingan penderita, bukan keperntingan lainnya. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan secara berkala dan berkelanjutan dokter juga ikut berperanan dalam mengurangi perilaku penggunaan antibiótika yang berlebihan ini.

Departemen Kesehatan (Depkes), Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) dan beberapa intitusi terkait lainnya harus bekerjasama dalam penanganannya. Pendidikan tentang bahaya dan indikasi pemakaian antibiotika yang benar terhadap masyarakat harus terus dilakukan melalui berbagai media yang ada. Penertiban penjualan obat antibiotika oleh apotik dan lebih khusus lagi toko obat harus terus dilakukan tanpa henti.

Organisasi profesi kedokteran harus terus berupaya mengevaluasi dan melakukan pemantauan lebih ketat tentang perilaku penggunaan antibiótika yang berlebihan ini terhadap anggotanya. Kalau perlu secara berkala dilakukan penelitian secara menyeluruh terhadap penggunaan antibitioka yang berlebihan ini. Sebaiknya praktek dan strategi promosi obat antibiotika yang tidak sehat juga harus menjadi perhatian. Bukan malah dimanfaatkan untuk kepentingan dokter, meskipun hanya demi kepentingan kegiatan ilmiah. PERSI sebagai wadah organisasi rumah sakit, juga berwenang memberikan pengawasan kepada anggotanya untuk terus melakukan evaluasi yang ketat terhadap formularium obat yang digunakan.

Di Amerika Serikat, karena upaya kampanye dan pendidikan terus menerus terhadap masyarakat dan dokter ternyata dapat menurunkan penggunaan antibiotika secara drastis. Proporsi anak usia 0 – 4 tahun yang mendapatkan antibiotika menuirun dari 47,9% tahun 1996 menjadi 38,1% tahun 2000. Jumlah rata-rata antibiótika yang diresepkan menurun, dari 47.9 1.42 peresepan per anak tahun 1996 menjadi 0.78 peresepan per anak tahun 2000. Rata-rata pengeluaran biaya juga dapat ditekan cukup banyak, padfa tahun 1996 sebesar $31.45 US menjadi $21.04 per anak tahun 2000.

Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Pernapasan Atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupaklan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri

Upaya ini seharusnya menjadi contoh yang baik terhadap intitusi yang berwenang di Indonesia dalam mengatasi permasalahan penggunaan antibiotika ini. Melihat rumitnya permasalahan pemberian antibiotika yang irasinol di Indonesia tampaknya sangat sulit dipecahkan. Tetapi kita harus yakin dengan kemauan keras, niat yang tulus dan keterlibatan semua pihak maka permasalahan ini akan dapat terpecahkan. Jangan sampai terjadi, kita semua baru tersadar saat masalah sudah dalam keadaan yang sangat serius.sumber: http://lkpk.org/2007/02/28/penggunaan-antibiotika-irasional-pada-anak/
Read More......

Khasiat dan Manfaat Habbatussauda

Banyak orang yang belum mengetahui tentang khasiat dan manfaat habbatussauda bagi kesehatan tubuh. Padahal khasiat dan manfaat habbatussauda telah lama di sebutkan oleh Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam, Beliau bersabda : ‘ Gunakanlah (konsumsilah) Habbatussauda’, karena didalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian. (HR. Bukhori dan Muslim).

Tanpa disadari perkembangan terapi modern dewasa ini ternyata tidak sepenuhnya mampu meyembuhkan beberapa penyakit, bahkan obat-obatan yang sekarang beredar sebagian ada yang menyimpan efek samping yang membahayakan tubuh manusia.
Untuk itulah, mengkonsumsi Habbaatussauda sebagai obat dan terapi kesehatan sangat dianjurkan Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam. Ironisnya kaum muslimin di Indonesia tidak begitu mengenal obat ini, Padahal di berbagai negara (Eropa, Amerika dan sejumlah negara Asia) habbatussauda mengalami kepoluleran yang sangat nyata dengan dilakukan beberap riset ilmiyah untuk mengungkap kebenaran hadits tersebut. ( diantaranya oleh Profesor El Dakhany dari Microbiologi Research Center, Arabia, Dr Michael Tierra L.A.C.O MD, Pharmachology Research Department Laboratory, Departement Pharmachy King College London dll).

Berikut adalah beberapa Khasiat Habbatussauda ( Jinten hitam/Black seed/Niggela Sativa) :

1. Menguatkan sistem kekebalan

Jinten Hitam (Habbatussauda) dapat meningkatkan jumlah se-sel T, yang baik untuk meningkatkan sel-sel pembunuh alami. Evektifitasnya hingga 72 % jika dibandingkan dengan plasebo hanya 7 %. Dengan demikian mengkonsumsikan Habbatussauda’ dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Pada tahun 1993, Dr Basil Ali dan koleganya dari Collge of Medicine di Universitas King Faisal, mempublikasikan dalam jurnal Pharmasetik Saudi. Keampuhan extract Habbatussauda diakui Profesor G Reimuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat digunakan sebagai bioregulator. Dengan demikian Habbatussauda dapat dijadikan untuk penyakit yang menyerang kekebalan tubuh seperti kanker dan AIDS.

2. Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan Kewaspadaan

Dengan kandungan asam linoleat (omega 6 dan asam linoleat (Omega 3), Habbatusssauda merupakan nutrisi bagi sel otak berguna untuk meningkatkan daya ingat dan kecerdasan, Habbatussauda juga memperbaiki mikro (peredarandarah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.

3. Meningkatkan Bioaktifitas Hormon

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin, yang masuk dalam peredaran darah. Salah satu kandungan habbatussauda adalah sterol yang berfungsi sintesa dan bioaktivitas hormon.

4. Menetralkan Racun dalam Tubuh

Racun dapat menganggu metabolisma dan menurunkan fungsi organ penting seperti hati, paru-paru dan otak. Gejala ringan seperti keracunan dapat berupa diare, pusing, gangguan pernafasan dan menurunkan daya konsentrasi. Habbatussauda’ mengandung saponin yang dapat menetralkan dan membersihkan racun dalam tubuh.

5. Mengatasi gangguan Tidur dan Stress

Saponin yang terdapat didalam habbatussauda memiliki fungsi seperti kortikosteroid yang dapat mempengaruhi karbohidrat, protein dan lemak serta mempengaruhi fungsi jantung, ginjal, otot tubuh dan syaraf. Sapion berfungsi untuk mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, gangguan tidur, dan dapat menghilangkan stress.

6. Anti Histamin

Histamin adalah sebuah zat yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang memberikan reaksi alergi seperti pada asma bronchial. Minyak yang dibuat dan Habbatussauda dapat mengisolasi ditymoquinone, minyak ini sering disebut nigellone yang berasal dari volatile nigella. Pemberian minyak ini berdampak positif terhadap penderita asma bronchial.

Penelitian yang dilakukan oleh Nirmal Chakravaty MD tahun 1993 membuktikan kristal dari niggelone memberikan efek suppressive. Kristal-kristal ini dapat menghambat protemkinase C, sebuah zat yang memicu pelepasan histamin.

Penelitian lain membuktikan hal serupa. Kali ini dilakukan Dr Med. Peter Schleincher, ahli immonologi dari Universitas Munich. Ia melakukan pengujian terhadap 600vorang yang mederita alergi. Hasilnya cukup meyakinkan 70 % yang mederita alergi terhadap, sebuk, jerawat, dan asma sembuh setelah diberi minyak Nigella (Habbatussauda’). Dalam praktiknya Dr Schleincher memberikan resep habbatussauda’ kepada pasiencyang menderita influenza.

7. Memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri

Habbatussauda’ mengandung minyak atsiri dan volatif yang telah diketahui manfaatnya untuk memperbaiki pencernaan. Secara tradisional minyak atsiri digunakan untuk obat diare. Tahun 1992, jurnal Farmasi Pakistan memuat hasil penelitian yang membuktikan minyak volatile lebih ampun membunuh strainbakteri V Colera dan E Coli dibandingkan dengan antibiotik seperti Ampicillin dan Tetracillin.

8. Melancarkan Air Susu Ibu

Kombinasi bagian lemak tidak jenuh dan struktur hormonal yang terdapat dalam minyak habbatussauda dapat melancarkan air susu ibu. Penelitian ini kemudian di publikasikan dalam literature penelitian di Universitas Potchestroom tahun 1989.

9. Tambahan Nutrisi Pada Ibu Hamil dan Balita

Pada masa pertumbuhan anak membutuhkan nutrisi untuk meningkatkan system kekebalan tubuh secara alami, terutama pada musim hujan anak akan mudah terkena flu dan pilek. Kandungan Omega 3, 6, 9 yang terdapat dalam habbatussauda merupakan nutrisi yang membantu perkembangan jaringan otak balita dan janin.

10. Anti Tumor

Pada Kongress kanker International di New Delhi , minyak habbatussauda diperkenalkan ilmuwan kangker Immonobiologi Laboratory dai California Selatan, habbatussauda dapat merangsang sumsum tulang dan sel-sel kekebalan, inferonnya menghasilkan sel-sel normal terhadap virus yang merusak sekaligus menghancurkan sel-sel tumor dan meningkatkan antibody

11. Nutrisi bagi manusia

Habbatussauda kaya akan kandungan nutrisi sebagai tambahan energi sangat ideal untuk lansia, terutama untuk menjaga daya tahan tubuh dan revitalitas sel otak agar tidak cepat pikun. Habbatussauda mengandung 15 macam asam amino penyusun isi protein termasuk didalmnya 9 asam amino esensial. Asam amino tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang cukup oleh karena itu dibutuhkan suplemen tambahan, Habbatussauda dapat mencukupinya.

sumber: http://sentramuslim.com/
Read More......

Rabu, 03 November 2010

HATI-HATI !!! BAHAYA OBAT KIMIA MENGANCAM

Banyak praktisi kesehatan terlebih masyarakat awam, tidak mengetahui FAKTA bahwa makin rutin kita memakai obat-obatan kimia, makin resisten (menolak dan kebal) pula tubuh dan penyakit MELAWAN pengobatan yang diberikan.

Jika pengobatan kimia ini diteruskan, ini akan mengakibatkan kerusakan yang cukup fatal bahkan kematian!

ARV yang jadi andalan para Odha pun juga demikian. Hal ini dengan sederhana bisa kita pelajari dari sejarah atau fakta keseharian di sekitar kita.
Coba Anda perhatikan bahwa seseorang yang sudah terbiasa meminum obat flu (misal: Sanaflu, Fludan, Inzana, dll) setiap kali terserang influensa, dosis yang diminum lama-kelamaan semakin meningkat. Ini bukan menandakan virus flunya yang makin kebal, tapi suatu petunjuk bahwa tubuhnya makin resisten.

Contoh lain, khusus untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri, para dokter medis konvensional akan memberikan antibiotik sintetis pada pasien. Pemakaian rutin antibiotik ini pun tetap saja membuat bakteri makin resisten. Pasien lama-kelamaan akan menaikkan dosis antibiotiknya. Antibiotik sintetis yang diberikan dengan tujuan mematikan bakteri penyebab penyakit ternyata juga mematikan bakteri lainnya yang SANGAT kita butuhkan untuk bisa tetap sehat. Jika bakteri penyebab penyakit ini masih tersisa, bakteri ini akan resisten juga terhadap pengobatan kimia yang diberikan. Jika pasien tetap diberikan antibiotik sintetis secara rutin, bukan hanya resistensi bakteri saja yang akan terjadi, tapi efek samping juga makin banyak bermunculan karena “bakteri menguntungkan” telah banyak dimatikan oleh antibiotik ini.

Hukum Alam telah menetapkan bahwa tiap organisme memiliki kecenderungan untuk bertahan hidup. Virus, bakteri, jamur, dan mikroba lainnya telah ditetapkan dalam Hukum Alam untuk bisa BERADAPTASI dan bertahan hidup. Adaptasi mikroba inilah yang menyebabkan mereka bisa bermutasi dan resisten.

Salah satu ciri Hukum Alam adalah segala mikroba telah dirancang untuk BERADAPTASI dan bertahan hidup dari “racun” atau “serangan” sintetis (buatan manusia). Ciri Hukum Alam berikutnya adalah segala mikroba memiliki “penghancur” alaminya tersendiri dimana mikroba tersebut TIDAK AKAN PERNAH bisa beradaptasi dan bertahan hidup. Hukum Alam ini sudah merupakan bagian dari rancangan Tuhan dan jika kita bijaksana, kita tinggal memanfaatkannya saja.

Itulah sebabnya mengapa segala cara tidak alami dari manusia untuk membasmi penyakit selalu mendapatkan penolakan baik dari tubuh kita sendiri (berupa efek samping) dan juga penyakit yang kita ingin basmi.

Lain halnya jika kita memakai herbal atau terapi alami lainnya untuk memusnahkan penyakit, pengobatan alami tersebut mengandung “zat pembunuh alami” bagi mikroba tertentu. Dan yang harus Anda sadari adalah zat pembunuh alami ini telah dirancang oleh Tuhan dalam KemahabijaksanaanNya untuk bisa membunuh mikroba-mikroba tertentu tanpa menimbulkan resistensi.

Sama seperti Kucing adalah pemangsa alami hama tikus, dan tikus TIDAK BERDAYA melawan kucing, kandungan alami dalam pengobatan alami, seperti misalnya propolis lebah memiliki kandungan polifenol yang tinggi, sangat efektif dalam membasmi berbagai virus dan bakteri, dengan aman dan mikroba tersebut tak berdaya untuk bisa “melawan balik” atau resisten. Ini sudah menjadi Hukum Alam dari Tuhan yang Maha bijaksana, yang telah merancangkan jauh-jauh hari di awal penciptaan bumi.

Jadi, jika Anda ingin mendapatkan pengobatan yang tubuh dan penyakit kita sendiri tidak akan resisten, pakailah pengobatan alami ciptaan Tuhan. Tuhan telah mempersiapkan musuh dan pembunuh alami bagi mikoba-mikroba penyebab penyakit. Apa Anda meragukan hikmatNya dengan cara meragukan rancangan dan ciptaan Tuhan ini?.

ARV Jika Diminum Rutin, Tubuh dan Penyakit Akan Tetap Resisten. Salah satu DUSTA BESAR medis konvensional adalah Odha wajib minum ARV supaya virus tidak resisten. Saya sungguh prihatin dengan para Odha yang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang sains kesehatan. Mereka menerima “doktrin” ini begitu saja karena mereka SEDANG DILANDA KEKHAWATIRAN YANG LUAR BIASA. Perasaan inilah yang membuat para Odha tidak bisa berpikir rasional dan mau menerima begitu saja apa yang dikatakan oleh dokter medis konvensional tanpa ada keraguan sedikitpun dan tanpa berusaha menyelidikinya.

ARV jika diminum rutin, tubuh dan penyakit akan tetap resisten terhadapnya. Jika Anda ingin bukti dari pernyataan kontroversial saya ini, silahkan perhatikan saja para Odha pemakai ARV disekitar Anda. Cepat atau lambat, mereka menaikkan dosis ARV atau mengganti jenis ARV supaya tidak memperlihatkan gejala oportunistik berlebih.

Lain halnya bagi para Odha yang menolak ARV dari sejak awal, kemudian memakai pengobatan alami secara rutin, mereka justru memperlihatkan kondisi yang MAKIN SEHAT SECARA PASTI (dan bisa dibuktikan secara lab) tanpa harus menaikkan dosis pengobatan!

Disamping itu, yang perlu Odha sadari adalah yang membunuh para almarhum Odha adalah ARV itu sendiri, dan bukan HIV-nya! Kenapa bisa demikian? Karena HIV itu sendiri tidak pernah ada! Bayangkan saja, apa yang terjadi jika Anda sebenarnya hanya terinfeksi penyakit biasa (misal sakit perut, influenza, lymphadenitis, pneumonia, dll) tapi diberikan OBAT KERAS yang PENUH DENGAN EFEK SAMPING MEMATIKAN? Tentu saja cepat atau lambat, obat keras itulah yang akan membunuh Anda, bukan penyakit Anda! Itulah yang terjadi dengan para almarhum Odha yang rutin memakai ARV!

ARV harus Odha konsumsi SEUMUR HIDUP dan tetap TIDAK MENYEMBUHKAN Odha, sedangkan pengobatan alami hanya dikonsumsi sampai mereka sembuh.

Jadi, saya tekankan kepada para Odha: TINGGALKAN ARV DAN MULAILAH PENGOBATAN ALAMI CIPTAAN TUHAN SEBELUM TERLAMBAT!!!

Obat-Obatan Kimia Adalah Obat yang Merusak AlamCoba Anda bayangkan, apa yang akan terjadi jika semua penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa ini memakai obat-obatan kimia, setelah itu membuangnya di air dan tanah kita? Mudah ditebak: berton-ton racun kimia ini akan mencemari air dan tanah Indonesia, mengacaukan ekosistem, merusak tanaman, mengganggu kehidupan hewan, dan yang pasti… kita meracuni diri sendiri dan anak-cucu kita!

Oleh karena itu, saya tidak heran jika di media massa sering diberitakan adanya hewan maupun manusia yang lahir dengan kelainan genetis, lemah sering sakit-sakitan, atau cacat. Hal-hal seperti ini juga erat hubungannya dengan pencemaran lingkungan yang mempengaruhi genetika semua mahluk hidup.

Menurut pendapat saya, kebiasaan lebih senang memakai pengobatan kimia dibandingkan pengobatan alami ciptaan Tuhan, adalah tindakan yang “TANPA SADAR” merendahkan Maha Karya Tuhan dalam alam ciptaanNya. Tuhan dengan KemahabijaksanaanNya telah mempersiapkan alam untuk menyembuhkan SEGALA penyakit yang ada, yang siap kita pakai secara murah bahkan ada yg cuma-cuma. Namun dengan kesombongan akan “kepintaran” manusia, kita secara “bawah sadar” berkata kepada Sang Maha Bijaksana, ”Tuhan,… cara dan buatan kami (standar pengobatan manusia dan obat-obatan kimia) lebih manjur daripada cara dan buatanMu (Hukum Alam dan obat alami), Jadi saya lebih memilih obat kimia ini dech… Sorry ya Tuhan…”.

Produsen obat-obatan kimia medis konvensional berkata, “Tapi bukankah produk-produk kami mengolah alam karena juga berasal dari alam?”

Ya memang benar obat-obat kimia medis konvensional berasal dari alam. Bahkan segala yang ada di sekitar adalah dari alam, seperti misalnya mobil, jam tangan, radio, racun serangga, kosmetik, dan sebagainya.

Tapi permasalahannya adalah benarkah memproduksi obat-obatan kimia adalah tindakan mengolah alam?
Tidak. Yang benar adalah merusak alam.

Contoh pengobatan yang mengolah alam adalah suplemen atau obat herbal. Pembuatan obat herbal merupakan tindakan mengolah alam. Perbedaannya sungguh besar karena pembuatan herbal tidak merusak “rancangan” Tuhan atas materi asal yang dijadikan obat herbal. Unsur alam yang ada telah memiliki fungsi atau manfaat yang telah ditentukan Tuhan sebelumnya dan tinggal kita yang memanfaatkan alam tersebut sesuai dengan yang “dimaksudkan” Tuhan untuk kebaikan kita.

Contoh mengolah alam dalam pengobatan alami adalah pemanfaatan khasiat kelapa dengan membuat suplemen Virgin Coconut Oil, pemanfaatan khasiat omega-3 pada minyak ikan dengan ekstrak minyak ikan, pembuatan suplemen klorofil, pembuatan ekstrak bawang putih, herbal dari bumbu-bumbu dapur, jamu asli, dan sebagainya.

Lain halnya dengan obat-obatan yang dibuat oleh manusia dengan cara pemisahan unsur molekul dari molekul aslinya (yang sebenarnya “menyeimbangkan”), sehingga “rancangan awal Tuhan” atas molekul tersebut jadi hilang.

Contoh merusak alam dari molekul asli yang sebenarnya untuk “menyeimbangkan” adalah pembuatan garam meja yang digembar-gemborkan mengandung yodium yang baik untuk kesehatan ternyata adalah garam berbahaya yang telah dipecah dari unsur garam aslinya. Garam yodium malah terbukti menyebabkan hipertensi sedangkan garam laut asli yang “kita jauhi” ternyata diciptakan oleh Tuhan untuk penyedap rasa yang nikmat dan baik untuk meyembuhkan berbagai masalah kesehatan.

Tindakan seperti ini sama saja dengan mengulangi sejarah awal kejatuhan manusia oleh Adam dan Hawa, ketika manusia ingin menjadi seperti Tuhan. Sekali lagi saya tekankan, tindakan menggantikan alam ciptaan Tuhan dengan obat-obatan kimia dan lebih percaya pada cara manusia, sama saja dengan berkata (dalam tindakan, bukan dalam kata-kata), “Tuhan, saya lebih percaya dengan cara saya sendiri dibandingkan caramu dan ciptaanmu. Caramu kuno Tuhan.”Jika ada yang berpendapat bahwa pengobatan alami tidak bisa dipercaya karena kurang penelitian, saya katakan ini adalah pendapat yang salah besar. Jika Anda melakukan pencarian pada Search Engine Google, akan Anda dapati beribu-ribu jurnal ilmiah yang mempublikasikan bukti-bukti ilmiah dari pengobatan alami. Bukti-bukti dan fakta sejarah telah ada di depan mata kita!
sumber: http://bahayaobat.blogspot.com/
Read More......

AWAS !!! Waspadai Efek Samping Obat Kimia

Cobalah Anda membaca brosur atau aturan pakai pada obat-obatan kimia, Anda akan menemukan serentetan efek samping yang bisa Anda alami jika mengonsumsinya.

Tapi berbeda halnya dengan suplemen MLM, Anda tidak akan menemukan efek samping ketika mengonsumsinya. Dan jika ada toh, efek samping yang ada sebenarnya hanyalah merupakan proses penyembuhan karena tubuh telah menerima “makanan” dengan kadar sangat tinggi. Kita semua perlu memahami adanya perbedaan antara efek samping dengan
proses penyembuhan. Efek samping adalah suatu reaksi tubuh yang menolak terhadap pengobatan yang diberikan, dan ini biasanya diakibatkan oleh karena pengobatan sintetis atau kimia dimana unsur tidak alami ini dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh. Sedangkan proses penyembuhan secara garis besar digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Proses penyesuaian tubuh, dimana tubuh menyesuaikan sistem metabolisme untuk bisa memanfaatkan pengobatan yang diberikan. Reaksi yang mungkin muncul berbeda-beda pada tiap individu, misal: pusing, mual, sakit perut.
2. Proses detoksifikasi, dimana tubuh mengeluarkan racun atau zat-zat berbahaya dari dalam tubuh ketika/setelah menerima pengobatan. Reaksi yang mungkin muncul: batuk-batuk, pilek, demam, gatal-gatal, borok, banyak mengeluarkan keringat, sering buang air kecil dan besar.
3. Proses regenerasi, dimana setelah menerima pengobatan, tubuh menganti sel-sel lama dengan sel-sel baru untuk memperbaiki sel, jaringan atau organ yang telah rusak.

Reaksi yang mungkin muncul: rasa sakit pada bagian tubuh tertentu, kulit pecah-pecah, badan lemas, demam, dll. Proses penyembuhan yang terkadang menimbulkan reaksi tidak nyaman di atas, harus dialami oleh tubuh supaya tubuh bisa mengalami kesembuhan.

Jika Anda merasakan reaksi tidak mengenakkan setelah menggunakan pengobatan alternatif (termasuk terapi suplemen), dan kemudian Anda menghentikan pengobatan yang diberikan, itu sama saja dengan menghentikan proses penyembuhan. Suatu reaksi bisa dikatakan merupakan suatu efek samping (tubuh menolak pengobatan yang diberikan) apabila setelah melewati 3 hari, kondisi penderita MAKIN BERTAMBAH PARAH pada saat pengobatan diteruskan.

Reaksi-reaksi negatif ini biasanya terlihat langsung pada saat penderita mengonsumsi obat-obatan kimia yang tidak cocok dengan tubuh. Jadi jangan biasakan anda meminum obat-obatan kimia (walaupun hanya obat yang ada di warung sekalipun). Pilek sedikit, obat. Batuk sedikit obat.

Pusing sedikit, obat. Tahukah anda bahwa obat-obatan yang anda konsumsi lama-kelamaan akan menimbulkan penyakit baru yang sebenarnya anda tidak pernah mengalaminya seperti kerusakan pada ginjal, jantung, hati, menyebabkan tumor, hipertensi, merusak usus, mengakibatkan kebutaan, menyebabkan kelumpuhan, kejang-kejang, diare, depresi, paru-paru basah, sesak nafas, sakit kepala, dan lain sebagainya.

Parahnya lagi obat-obatan kimia tersebut kebanyakan tidak menyembuhkan anda dari penyakit yang anda derita melainkan hanya menghilangkan gejalanya saja. Sedangkan penyakitnya masih bersemayam di dalam tubuh anda. Semua orang juga tahu bahwa mengonsumsi obat kimia adalah berbahaya, sedangkan suplemen bisa kita konsumsi setiap hari. “Katakan TIDAK pada Obat Kimia”

Selamatkan Lingkungan dan Bangsa Indonesia
Berton-ton produk sintetis seperti sabun, shampoo, deterjen, pestisida, pengawet, kosmetik, dan obat-obatan telah dibuang ke tanah dan air kita Indonesia. Mudah dibayangkan apa yang akan terjadi 50 tahun kemudian di Indonesia jika kita tidak mengambil langkah bijaksana: Kita akan kehilangan air bersih kita yang sangat berharga.

Air merupakan komoditi yang sangat berharga dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita. Apa jadinya ekonomi, pariwisata, keagamaan, sosial, industri, dan kesehatan jika tanpa air bersih? Jawabannya hanyalah berupa hal-hal yang negatif: kemerosotan, kemunduran, bencana, penyakit, masalah, kehausan, dan masih banyak lagi lainnya. Telah terbukti di Amerika dan belahan negara lainnya bahwa obat-obatan selain memiliki efek samping negatif bagi tubuh kita, ternyata juga memiliki efek negatif bagi lingkungan.

Tim United States Geological Survey telah menemukan “ikan bass dengan kelamin ganda” di Sungai Potomac dan sekitarnya. Ikan tersebut walaupun jantan ternyata memiliki telur. Bagaimana jadinya jika hal seperti ini ditemukan di Indonesia? Mungkin bukan hanya pada ikan, tapi bagaimana halnya dengan hewan piaraan dan ternak yang meminum air tercemar ini? Apa yang terjadi dengan tanaman disekitar air yang tercemar? Bagaimana hasil panennya? Apakah aman untuk dikonsumsi padahal tanaman tersebut menyerap obat-obatan kimia?

Di tahun 1999, seorang gadis berusia 17 tahun bersekolah di SMA West Virginia, Ashley Mulroy, membaca laporan di suatu majalah ilmiah yang memberitakan bagaimana para ilmuwan Eropa telah menemukan “berbagai macam obat-obatan, termasuk antibiotik, ikut mengalir di sungai, selokan, air tanah, bahkan di air keran.” Setelah membacanya, dia memutuskan untuk melakukan penelitian ilmiah atas inisiatif sendiri.

Selama 10 minggu, Ashley dan ibunya berkendara melintasi sepanjang Sungai Ohio, mengambil sampel air dari sisi-sisi sungai berbeda. Dia membawa pulang sampel tersebut dan didapati ada 3 antibiotik pada sampel air: penicillin, tetracycline dan vancomycin. Dia terkejut karena ternyata dia juga menemukan ketiga antibiotik ini pada semua sampel air yang dia ambil. Ashley kemudian mengambil sampel pada air keran di tiga kota terdekat.

Ternyata ketiganya, termasuk air dari sumber air minum di sekolahnya, telah tercemar antibiotik. Ashley pun akhirnya menerima beberapa penghargaan proyek ilmiah, dan yang lebih penting, dia telah membuka mata banyak para ilmuwan Amerika Serikat. Ketika kita memproduksi obat-obatan kimia, mengkonsumsinya, dan membuangnya, kita tanpa menyadarinya telah merusak lingkungan dan diri sendiri.

Dalam jangka panjang, tanpa sadar kita mewarisi kerusakan, penderitaan, dan penyakit pada anak-cucu kita sendiri. Apakah ini yang Anda inginkan?

Saya percaya hati nurani Anda pasti berkata TIDAK. Katakan “Tidak” pada obat-obatan kimia. Anda bisa memanfaatkan terapi suplemen dari berbagai perusahaan MLM, karena produk-produk mereka adalah produk berkualitas yang murni mengolah alam ciptaan Tuhan dan dirancang untuk menyembuhkan, tidak sekedar merawat.

Oleh karena begitu banyak masyarakat yang buta mengenai kesehatan sehingga menjadi korban malpraktek atau korban dari pola makan dan hidup sendiri yang tidak sehat.

saya membuka konsultasi di email saya (irinne.solihat@yahoo.co.id) GRATIS, dimana anda bisa menanyakan kepada saya tentang masalah kesehatan anda dan solusi terbaik yang bisa anda pilih.
sumber: http://bahayaobat.blogspot.com/
Read More......

KATA DOKTER, KITA HARUS HATI-HATI PADA DOKTER

Ini mungkin tulisan yang cukup 'aneh'. Kok bisa, seorang dokter justru meminta kepada pasien untuk berhati-hati pada dokter. Tetapi inilah saran yang diberikan oleh dokter Billy sebagaimana ditulis dalam "Konsul Sehat" (http://konsulsehat/. web.id). Konsul sehat merupakan situs untuk kemajuan edukasi masyarakat di bidang kesehatan.
Seperti yang diceritakan Billy dalam artikel tersebut, selama beberapa hari dokter Billy mengurusi abangnya yang sakit demam berdarah (DBD). Dokter ini membuatkan surat pengantar untuk dirawat inap di salah satu, RS swasta yang terkenal cukup baik pelayanannya. Sejak masuk UGD Billy menemani sampai masuk ke kamar perawatan, dan setiap hari dia menunggui, jadi dia sangat tahu perkembangan kondisi abangnya.



"Abang saya paksa untuk rawat inap karenatrombositnya 82 ribu. Agak mengkhawatirkan," katanya. Padahal sebenarnya si abang menolak karena merasa diri sudah sehat, tidak demam, tidak mual; hanya merasa badannya agak lemas.



Mulai di UGD Billy sudah merasa ada yang 'mencurigakan'. Karena Billy tidak menyatakan bahwa dia dokter pada petugas di RS, jadi dia bisa dengar berbagai keterangan/penjelasan dan pertanyaan dari dokter dan perawat yang menurutnya 'menggelikan'. Pasien pun diperiksa uiang darahnya. Ini masih bisa diterima, hasil trombositnya tetap sama, 82 ribu.



Ketika abangnya akan di-EKG, si abang sudah mulai 'ribut' karena Desember lalu baru tes EKG dengan treadmill dengan hasil sangat baik. Lalu Billy menenangkan bahwa itu prosedur di RS. Tetapi yang membuat Billy heran adalah si Abang harus disuntik obat Ranitidin (obat untuk penyakit lambung), padahal dia tidak sakit lambung, dan tidak mengeluh perih sama sekali. Obat ini disuntikkan ketika Billy mengantarkan sampel darah ke lab.



Oleh dokter jaga diberi resep untuk dibeli, diresepkan untuk tiga hari, padahal besok paginya dokter penyakit dalam akan berkunjung, dan biasanya obatnya pasti ganti lagi. Belum lagi resepnya pun isinya tidak tepat untuk DBD. Jadi resep tidak dibeli, Dokter penyakit dalamnya setelah ditanya ke teman yang praktik di RS tersebut, katanya dipilihkan yang dia rekomendasikan, katanya 'bagus dan pintar', ditambah lagi dia dokter tetap di RS tersebut, jadi pagi-sore selalu ada di RS.



Malamnya via telepon dokter penyakit dalam memberi instruksi periksa lab macam-macam, setelah Billy lihat banyak yang 'nggak nyambung', jadi Billy minta Abang untuk hanya setujui sebagian yang masih rasional.



Besoknya, Billy datang ke RS agak siang. Dokter penyakit dalam sudah visite dan tidak komentar apapun soal pemeriksaan lab yang ditolak. Billy diminta perawat untuk menebus resep ke apotek. Ketika Billy melihat resepnya, dia langsung bingung. Di resep tertulis obat Ondansetron suntik, obat mual/muntah untuk orang yang sakit kanker dan menjalani kemoterapi. Padahal Abangnya tidak mual apalagi muntah sama sekali. Tertulis juga Ranitidin suntik, yang tidak perlu karena Abang tidak sakit lambung. Bahkan parasetamol bermerek pun diresepkan lagi padahal Abang sudah ngomong kalau dia sudah punya banyak.



Karena bingung, Billy sampai cek di internet, apa ada protokol baru penanganan DBD yang dia lewatkah atau kegunaah baru dari Ondansetron. Ternyata tidak. Akhirnya Billy hanya membeli suplemen vitamin saja dari resep.



Pas Billy menyerahkan obat ke perawat, dia tanya 'obat suntiknya mana?' Billy jawab bahwa pasien tidak setuju diberi obat-obat itu. Perawatnya malah seperti menantang, akhirnya dengan terpaksaBilly beritau bahwa dia dokter, dan dia yang merujuk pasien ke RS. "Abang saya menolak obat-obat . itu setelah tanya pada saya. Malah saya dipanggil ke nurse station dan diminta tandatangani surat refusal consent (penolakan pengobatan) oleh kepala perawat," papar Billy.



"Saya beritau saja bahwa pasien 100% sadar, jadi harus pasien yang tandatangani, itu pun setelah dijelaskan oleh dokternya langsung. Sementara dokter saat visite nggak jelaskan apapun mengenai obat-obat yang dia berikan. Saya tinggalkan kepala perawat tersebut yang 'bengong'," katanya.



Saat Billy menunggu Abangnya itu, pasien di sebelah ranjangnya temyata sakit DBD juga. Ternyata dia sudah diresepkan 5 botol antibiotik infus yang mahal dan sudah 2 dipakai, padahal kondisi fisik dan nasil lab tidak mendukung dia ada infeksi bakteri. Pasien tersebut ditangani oleh dokter penyakit dalam yang lain. Saat dokter penyakit dalam pasien tersebut visite, dia hanya ngomong 'sakit ya?', 'masih panas?', 'ya sudah lanjutkan saja dulu terapinya', visite nggak sampai tiga menit.



Besoknya dokter penyakit dalam yang menangani Abangnya Billy visite kembali dan tidak komentar apapun soal penolakan membeli obat yang dia resepkan. Dia hanya ngomong bahwa kalau trombositnya sudah naik maka bdleh pulang.



"Saya jadi membayangkan nggak heran Ponari dkk laris, karena dokter pun ternyata pengobatannya nggak rasional, Kasihan banyak pasien yang terpaksa diracun oleh obat-obat yang nggak diperlukan dan dibuat 'miskin' untuk membeli obat-obat yang mahal tersebut. Ini belum termasuk dokter ahli yang sudah 'dibayar' cukup mahal ternyata nggak banyak menjelaskan pada pasien sementara kadang kala keluarga sengaja berkumpul & menunggu berjam-jam hanya untuk menunggu dokter visite," papar dokter Billy.



Beberapa waktu sebelumnya Billy juga pernah menunggui saudaranya yang lain yang dirawat inap di salah satu RS swasta yang katanya terbaik di salah satu kota kecil di Jateng akibat sakit tifoid. Kejadian serupa terjadi pula, sangat banyak obat yang tidak rasional diresepkan oleh dokter penyakit dalamnya.

"Kalau ini nggak segera dibereskan, saya nggak bisa menyalahkan masyarakat kalau mereka lebih memilih pengobatan alternatif atau berobat ke LN. Semoga bisa berguna sebagai pelajaran berharga untuk rekan-rekan semua agar berhati-hati dan kritis pada pengobatan dokter," tulis Billy menutup artikelnya.



Pertanyaan kita sekarang, apakah semua pasien harus ditunggui oleh saudaranya yang dokter supaya tidak dapat pengobatan sembarangan?
Sumber: http://bahayaobat.blogspot.com/
Read More......

Selasa, 02 November 2010

Cara Belanja/Order Barang

Kepada para Pelanggan & Pengunjung yang kami hormati

Kami melayani Order/Pembelian untuk seluruh wilayah Indonesia & Internasional. Baik secara online maupun via email. Kami senantiasa mencoba untuk berbisnis secara Simple dan Mudah.
Alamat Kami:
JALAN SUNGAI BUNTA NO.13,KELURAHAN KELEKE (SOHO) LUWUK 2, DEPAN RUMAH TERTULIS "RUMAH HERBAL"
JAM BUKA : 10.00 - 21.00 HARI SENIN-AHAD
SANGAT MUDAH DI JANGKAU...

Cara Order Via SMS

::. Berikut Tata cara Order Via SMS .::
Sangat Mudah Cukup ketik :
Pesan # Nama Produk # Jumlah # Nama Anda # Alamat Lengkap # Nomer Telephone/Handphone kirim ke 085241346090 (IKHWAN)/085256252510 (AKHWAT)
Dan nantikan Balasan Email Dari Kami.

Cara Order Via Email
Kirim Email ke: obatobat.alami@gmail.com
Subyek : Pesan [ Nama Produk ]
Deskripsi : Tuliskan Nama Produk , Jumlah Produk,Nama Dan Alamat Lengkap Serta Nomor Telephone/Handphone yang Bisa di hubungi.

Read More......

HABBATUSSAUDA CAP KUIRMA AJWA

Habbatussauda berkualitas tinggi (jenis HABASYAH), diproses dengan teknologi modern, sehingga terjamin higienisnya.
Hasil produk lebih hitam, berminyak dan lebih halus sehingga mudah diserap tubuh serta lebih terasa khasiatnya.

Produsen : CV Vicomas Internasional Indonesia

Perijinan :
- Izin Industri Obat Tradisional (IKOT) No.448.3/12375-Was
- Izin Edar Produs dengan Registrasi POM TR.073 367 991
- Sertifikat halal Cangkang Kapsul MUI 00140016360701
- Hak Paten Merk D00 2007008822

Deskripsi Produk
Pengobatan penyakit menurut syariat Islam lebih dianjurkan dengan menggunakan obat-obatan alami (Non Kimia atau non sintetis) karena lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Beberapa zat/obat-obatan dan cara pengobatan yang telah direkomendasikan penggunaannya oleh Rasulullah shalalallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengobati penyakit dan menjaga kesehatan, salah satunya adalah dengan mengkonsumsi habbatussauda, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya dalam habbatussauda terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian” (Shohih. H.R Bukhari & Muslim)
Manfaat dan kegunaan
Untuk membantu mengobati berbagai macam penyakit ringan dan kronis seperti : rematik, asam urat, peradangan persendian, tenggorokan, migrain, exim, berbagai alergi, gangguan jantung, batu emepedu, liver, kencing manis, TBC, paru-paru kronis, sesak napas, asma, stroke, menstabilkan kolesterol, tekanan darah dan gula darah, anemia, membantu mengatasi wasir, insomnia, kanker, membuang racun dalam tubuh serta meningkatkan ASI, daya tahan tubuh/stamina.

Aturan pakai:
Dewasa : 2-3 kapsul pagi dan sore
Anak-anak : 1-2 kapsul pagi dan sore

“Bila dikonsumsi secara rutin akan mendapatkan manfaat yang luar biasa, tubuh anada Insya Allah akan lebih sehat dan tidak mudah sakit”
Read More......

MADU PASAK BUMI-meningkatkan gairah sexual (libido)

MADU PASAK BUMI ( UNTUK KEPERKASAAN) Efektif memelihara kesehatan dan kebugaran kaum pria, memelihara dan mengobati berbagai macam gangguan sexual.


DEPKES NO.209327501529

ISI : 350 GRAM

Madu Pasak Bumi diracik khusus untuk pria dewasa yang sudah menikah dengan komposisi :

* madu pilihan,
* extrak PASAK BUMI,
* extrak PURWOCENG dan
* extrak TRIBULUS.

Madu pasak bumi InsyaAlloh berkhasiat untuk :
1. meningkatkan gairah sexual ( libido) ,
2. mengobati lemah syahwat,
3. ejakulasi dini,
4. menguatkan pinggang,
5. menambah Stamina
6. serta mengobati segala macam gangguan sexual.
Read More......

MAHAKURMA (Madu Pilihan + Habbatussauda Habasyah + Kurma Pilihan + Minyak Zaitun) Sunday,


Komposisi:

* Madu pilihan
* Habbatussauda Habasyah
* Kurma pilihan
* Minyak Zaitunl

Manfaat:

* Memperkuat daya tahan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit
* Membunuh bakteri
* Menguatkan jantung
* Mengatasi stroke, rematik, asam urat, thypus, liver, kolesterol
* Melancarkan saluran kencing
* Mencegah rabun mata
* Meningkatkan trombosit bagi penderita DBD
* Mempercepat penyembuhan dari sakit
* Melancarkan peredaran darah
* Meningkatkan gairah hubungan suami istri
* Memperbaiki pencernaan, mengobati maag
* Meningkatkan energi dan vitalitas bagi pria dan wanita
* Menghaluskan dan mengencangkan kulit
* Mengatasi lemah, letih, loyo serta kurang gariah

Aturan pakai:
Dewasa :
2 sendok makan pagi dan sore atau sehabis bekerja berat
Anak-anak :
1-2 sendok teh pagi dan sore
dapat juga dicampur air minum, susu dan teh

Isi : 350 gr
Din. Kes. PIRT : 209327501529

Produksi:
Griya An-nur
Layanan Konsumen
Telp/sms:
Telkomsel 085256252510/085241346090
Indosat 085756411530/085696143666
Read More......